Minggu, 17 Juni 2007

Artkel

Negara Kertas Koran

Ketika pagi masih agak malu menunjukkan wajahnya yang lugu. kertas koran hadir menyapa rakyat negriku, nasip rakyatku terpampang bagaikan susunan kertas koran dipagi ini.

Pada halaman depan tampak wajah manis para Penguasa negri sedang asyik bernyanyi ria pada sebuah resepsi pernikahan anak seorang kolomerat, pada bagian bawah halaman pertama, terpajanglah pose artis ibu kota yang sedang memamerkan auratnya dengan banga, sedikit dibawahnya pada kolomke-2 terpajang wajah ibu - ibu pengemis lagi mengadahkan tangan didepan pusat perbelanjan, pada halaman kedua diceritakan prestasi pemegang kebijakan negara ini yang telah berhasil menjual kekayaan negri dengan harga yang sangat murah, ketika membalik halaman ketiga, tanpak nasip generasi penerus negri yang tak bisa diandalkan, mereka tengah asyik tauran antar sesama mereka, dan pada kolom ketiga sdedikit kebawah, ada seorang anak sekolah dasar yang gantung diri gara gara malu tak mampu membayar biaya sekolah.

Pada halaman berikutnya, seakan dapat dirasakan derita yang diterima oleh para pedagang yang tergusur tempat jualanya dengan alasan ketertiban, pada kolom yang sama tangsan anak jalanan sangat terasa, mereka yang kedinginan, mereka yang kelaparan, mereka yang terbuang, semua menjadi pemandangan biasa di setiap persimpangan ibukota

Kertas korang bukanlan sebuah negara, sehingga ia mampu untuk mengatasi ini semua, kertas koran bukanlah penguasa, sehingga berpengaruh terhadap nasip mereka, tapi berita kertas koran bukanlah ilusi para pujanga, tulisan kertas koran bukan juga bualan para penjaja obat kusta, isi kertas koran adalah gambaran nasip anak negeri nusantara

Negaraku, oh Negaraku, nasipmu tak ubanya separti kertas koran, kejadian demi kejadian terus berulang , hadir setiap pagi, senantiasa menghapiri rakyat negri ini,

Hidup kertas koran, kertas koran memang tak berararti bagi seseorang, namun terkadang kertas korang bagi mereka bisa lebih berarti dari sebuah negara, disaat negara tertidur dalam ketenangan, mereka yang kedinginan bisa menjadikankertas koran sebagai alas tidur bagi yang tinggal di jalanan, bagi mereka yang kelaparan kertas koran bisa dijual untuk pengganjal perut keroncongan, ketika itu penguasa kekenyangan dalam kemewahan

Kertas koran bukan apa apa, yang ada hanyalah panggilaan buat kita semua, haruskan ini terus terjadi, dinegri kaya yang bernama Nusantara ini
,Tegakkan Sistim Illahi, Agar semua Bisa Teratasi

Tidak ada komentar: